Kelas 12 IPS 1 Ujian Praktek Teater "Akhir Kesombongan" SMAN 41 Thn 2018
Bahasa Indonesia
Tahun
Ajaran 2017 / 2018
"Akhir Kesombongan"
"Akhir Kesombongan"
Oleh Kelompok 2
1. Akbar Adriansyah : Polisi 1
2. Alfaridzi Setiawan : Bos BKA
3. Bagus Setiawan Muharom : Pak Kades
4. Febri Onika : Bu Rati
5. Intan Azzahra : Bu Imah
6. M. Oktavian : Polisi 2
7. Rahman Nurhakim : Pak Agung
8. Firdha Zakiah : Bu sari
9. Vera Renita : Ibu Lala
1. Akbar Adriansyah : Polisi 1
2. Alfaridzi Setiawan : Bos BKA
3. Bagus Setiawan Muharom : Pak Kades
4. Febri Onika : Bu Rati
5. Intan Azzahra : Bu Imah
6. M. Oktavian : Polisi 2
7. Rahman Nurhakim : Pak Agung
8. Firdha Zakiah : Bu sari
9. Vera Renita : Ibu Lala
Guru
Penilai :
Muhammad
Jarkasih, S.Pd., M.Par.
Siwi
Marwati, S.Pd.
Dra.
Nova Linda, M.Pd.
Adegan 1
Disebuah
kampung di pinggir
kota Jakarta, terdapat sebuah pemukiman yang bernama Kampung Hulu. Kampung Hulu termasuk kampung yang memiliki
perekonomian yang rendahdankumuh.
Namun, masyarakat Kampung
Hulu
memiliki rasa solidaritas dan rasa persatuan yang kuat.Kepala desa disana memiliki
kondisi ekonomi yang baik. Meski
begitu,
istri dari Pak
Kades
memiliki sifat yang sombong, angkuh, dan kikir.Ia adalah warga yang
paling suka
mengkritik sana sini. Hobi dari Bu Ratih hanya “mengomentari” warganya.
Pada sore hari, setelahIbuImahdanIbuSari
selesai mengaji,merekamembicarakansoalkeinginan
Bu Imah yang inginpergiketanahsuci. Namun, tiba-tibaPak Kades mendekati mereka.
Pak
Kades : “Asalamualaikum”
Ibu-Ibu : “Waalaikumsalam Pak Kades. Ada apa?”
Pak Kades : “Ini
ibu-ibu, ada warga baru dikampung kita, namanya Bu Lala. Ia pindahan
dari luar kota dan esok ia akan kemari. Saya minta untuk sambut dia dengan
baik”
Ibu Imah : “Tenang saja pak kades, sudah menjadi kewajiban kita
sebagai muslim”
Pak Kades : “Baiklah.
Kalau begitu terimakasih, saya permisi dulu, wasalamualaikum”
Adegan 2
Seseorang
memasuki kampung Hulu dengan wajah kebingungan, ia membawa sebuah koper
ditangannya. Salah satu warga melihatnya saat pulang dari pasar dan
mendekatinya.
Ibu Sari : “Asalamualaikum, benar ini Ibu Lala?”
Ibu Lala : “Waalaikumsalam (Memasang
wajah kebingungan) Iya benar bu, pasti pak kades sudah memberitahu tentang saya
ya?”
Ibu Sari : “Iya sudah bu,
ngomong-ngomong ada yang bisa saya bantu?”
Ibu Lala : “Saya mau tanya, saya sebenarnya tidak tahu dimana Letak
kontrakan Ibu Ratih. Saya kebingungan bu”
Ibu Sari : “Jadi Bu Lala tinggal disana, dinomor berapa bu?”
Ibu Lala : “Disini tertulis rumah nomor 3 (sambil memberikan kertas
yang juga terdapat kunci)”
Ibu Sari : “Wah ibu
beruntung sekali, ibu akan bertetangga dengan Pak Agung dan Bu Imah yang baik
hati. Kalau begitu mari saya antar (pergi kekontrakkan)”
Adegan 3
Adegan 3
Pada hari minggu, seperti biasa
warga kampung hulu bekerja bakti membersihkan lingkungan
atau sekedar
membersihkan sampah yang semakin hari semakin menumpuk di
lingkunganmereka.Merekasemuamembersihkandengangiat.Bapak-bapakmembersihkanselokandanparaibu-ibumembersihkansesuatu
yang ringan, sepertimengumpulkansampahdanmenyiapkanmakanan.Usaibekerjabaktimerekaberistirahat,
bapak-bapakduduksantai dipinggirjalan, danibu
(bapak-bapak istirahat, duduk
santai dipinggirjalan).
Pak Kades : “Wah,
warga saya memang rajin (dengan wajah ceria dan ikut duduk bersama)”
Pak Agung : “Iya
lah pak, demi kesejahteraan bersama kita harus rajin”
Pak Kades : “(Ibu-ibu
datang bawa makanan dan minuman) waduh, liat makanan gini jadi lapar saya
(memengangperutnya)”
IbuImah :
“Silahkan
dimakan bapak-bapak (dengan ramah)”
Bapak-bapak : “Terimakasih bu”
Jika bapak-bapak sedang asik duduk
santai, lain halnya dengan ibu-ibu yang sibuk membersihkan peralatandanmemebereskansisamakanan
di posronda.
Ibu Sari : “Ibu Imah jadi menabung dibank?”
Ibu
Imah : “(Tersenyum lesu) Inshaallah bu”
Ibu
Sari : “Kalau menurut saya, coba saja menabung dibank syariah, siapa tau
dibantu”
(Ibu
Ratih datang dengan gayaberlenggak-lenggok)
Ibu Ratih : “Aduuuhhhhhhhhhhhhh….
Ini kok ibu-ibupada
ngerumpi? Cepetan dihabiskan makanannya, kalautidak habis, dibawa pulang saja bu (dengan
nada ketus)”
Ibu Sari : “Kita
gak
ngerumpi Bu
Ratih,
kitalagi
ngomongin soal menabung dibank (menjawabdengan nadalembut)”
Ibu Ratih : “Apa?
Menabung dibank?Kalian memang
punya uang berapa sih, sampai-sampai berani menabung di bank segala”A
Ibu Lala : (Datang dengan membawa nampan kosong) “Wah, bukannya itu ide bagus ya? Tapi,
ada acara apa sampai menabung dibank?”
Ibu Imah : “Tidak
ada acara apa-apa, hanya ingin menabung saja Bu Lala”
Ibu Lala : “Memang
menabung dibank sangat aman dan baik, tapi juga membutuhkan dana yang tidak sedikit”
Ibu Ratih : “Tuh
dengerin, uangnya gak
sedikit. Uang kalian kan sedikit, orang miskin kok mau menabung”
Ibu Imah dan Ibu Sari hanya
diam mereka pun mengembalikan barang-barang itu kerumah Ibu Ratih dan
pulang kerumah masing-masing.
Adegan 4
(Di
depanrumah Bu Imah, soreharimenjelang ashar)
Ibu Sari : “Sudah
jangan dimasukkanke
hati, Ibu
Ratih
memang begitu” (menatapIbuImah yang sedangmurung).
Ibu
Imah : “Iya, saya tidak sedih, saya kan
sudah tahu tabiatnya”
Ibu Sari : “Bagaimana masih tetap ingin pergi ke tanah suci?”
Ibu Imah : (Hanya diam)
Ibu Sari : (Merangkul ibu
imah) “berusahalah, saya yakin Allah akan melancarkan semuanya”
(Ibu Lala
datang)
Ibu Imah : “Iya saya akan berusaha”
Ibu Lala : “Ah, ibu-ibu sedang membicarakan
apa? Sepertinya
cukup menyedihkan, dan saya dengar ada yang ingin pergi ke tanah suci”
Ibu sari : “Iya Bu Lala, Ibu Imah ingin kesana, ia sedang
mencari dan mengumpulkan dana untuk kesana”
Ibu lala : “Wah
ibu-ibu sangat beruntung, sebenarnya saya adalah agen dari travel haji umrah
BKA. Jika Ibu
Imah
tertarik, saya akan memberitahu tentang travel saya”
Ibu imah : “Benarkah?Sepertinya
saya tertarik”
Ibu lala : “Ibu-ibu dalam travel saya harga
sangat diutamakan, karena harga juga bisamembuktikan secara langsung tentang
fasilitas dan tempat hotel. Untuk haji, harga standarnya 45
juta.Namun kita bisa
memberi diskon 20% untuk Ibu
Imah
jika Ibu
Imah
ingin mengikuti
persyaratannya.Untuk umrah, harga standarnya 26 juta, dan kami juga bisa memberi
diskon, 10% untuk Ibu
Imah, dengan
persyaratan”
Ibu
sari : “Apa bisa dicicil?”
Ibu
lala : “Tentu Bu,
cicilan paling cepat 1 tahun atau kalau bagi kami itu juga sudah cicilan yang
paling maksimal”
Ibu
imah : “Apa ada harga yang lain
diluar dari harga itu?”
Ibu
lala : “Tidak Bu, ini sudah termasuk
semuanya”
Ibu Imah hanya tersenyum,
ia masih memikirkan tentang uang yang ia punya.
Adegan 5
Ibu Lala :
“Halo bos ternyata di kampung ini ada warga yang ingin pergi haji (dengan
semangat)”
Bos
BKA : “Bagaimana
saya harus jelaskan padamu bahwa perusahaan kita kini telah diambang kehancuran,
kita akan bangkrut!”
Ibu Lala : “APAAAAA?!!! Bagaimana ini bisa
terjadi?lalu bagaimana dengan gaji saya?! Sudah 2 bulan bapak belum transfer
gaji saya!”
Bos
BKA : “Saya akan mencari cara agar
perusahan kita tidak bangkrut”
Ibu
Lala : “Iya harus
kita cari cara!”
Bos
BKA : “Esok temui saya dikantor
pusat jam 2 siang, kita bicarakan saja berdua”
Ibu lala : “Baiklah
saya akan kesana” (mematikan telepon)
Adegan 6
(Malam hari dirumah Pak Kades)
Bu Ratih : “Yaaahhh,bunda dengardari Pak Agung,Bu Lalaadalah agen travel haji umrah”
Pak Kades : “Wah
bagus dong.Akhirnya kita punya warga yang mampu”
Bu Ratih : “Yaaahhh
kenapa kita gak
daftar aja uang ayah kan banyak!”
Pak Kades : “Iya
bun,
tapi ayah akan daftar diteman ayah aja.Dia juga agen travel”
Bu Ratih : “Yaahh teman ayahkan lagi sibuk dengan pekerjaannya yang disana.Kalo dia
mau urus visa Indonseia bakal lama yah!
(membentak)”
Pak Kades : “Iya
bun tapikan menunggu sebentar hingga ia pulangkan bisa” (sibuk membaca Koran)
Bu Ratih : “Enggak yah temen ayah itu labil
pulangnya pasti gak jelas.Itu Bu
Lala
yang dekat
aja ada ngapain ngarepin yang jauh!”
Pak Kades : “Bun,
yang jadimasalah bukandekat atau jauhnya tapi ayah udah percaya sama
temen ayah. dia
juga bekerja dengan baik tidak ada tipu-menipu.ia sudah 15 tahun bekerjasebagaiagen
travel, ayah sangat
percaya.Tapi
jika Bu
Lala?kita
kan baru mengenalnya”
Bu Ratih : “Ah bunda
gak peduli, bunda besok akan ngomong ke Bu Lala dan
akan daftar”
Adegan 7
Di
kantorpusat BKA,
BuLalamenemuibosnyauntukmembicarakansolusidaripermasalahannya.
Bu Lala : “Bagaimana pak,apa solusi saya yang tadi cukup bagus?”
Bos
BKA : “Saya rasa kita
harus menyelamatkan gaji karyawan.La,
kamu kan orang kepercayaan saya.Bagaimanabila solusimu yang tadi itu diganti”
Bu lala : “Maksud bapak?”
Bos BKA : “Mengutang
dibank akan menghabiskan uang kita.Tidak mungkin kita gali lubang tutup lubang bagaimana uang nasabahnya,kita bisa mencari alasanagar mereka bisa pergi kemekkah”
Ibu
Lala : “Saya tidak
yakin dengan solusi ini pak ini bukan lah solusi”
Bos BKA : “Jika
kita mengutang sama saja kita tetap akan mengganti uang nasabah”
Ibu lala : “Saya
tidak peduli yang penting bapak bayar gaji kami!”
Bos BKA : “Kalo itu
mau mu,baiklah caraku akan kupakai”
Adegan 8
Sore
hari Ibu Ratih mendatangi
rumah Bu Lala.Iabenar-benaringinmendaftarkandirimenjadinasabah
Haji-Umrah. Denganpenampilan yang berbedaIbuRatihmendatangirumah Bu Lala.
Ibu Ratih : “Asalamualaikum
Bu
Lala”
Ibu Lala : “Waalaikumsalam eh Bu Ratih ada apa?”
Ibu Ratih : “Saya
dengar ibu seorang agen travel umrah jadi saya mau bertanya”
Ibu Lala : “Sebentar
saya ambilkan brosurnya dulu (beranjak dan mengambil brosur)
ini bu brosurnya”
ini bu brosurnya”
Ibu Ratih : “Bagaimana
dengan fasilitasnya?”
Ibu Lala : Fasilitasnya tergantung harga semakin tinggi harga semakin baik fasilitasnya
Ibu Ratih : “Baiklah
kalo begitu saya berminat
dengan travel ibu”
Ibu Lala : (Diam sesaat) iiiya bu (gugup)
Adegan 9
Ibu Imah sedang duduk dengan Pak Agung dan Ibu Sari di pos,
merekasedangmenghitungkeuanganwarga yang
secararutinmembayaruntukkeamanandanpembangunan.
Ibu Ratih : (Datang menghampiri mereka) “aduh orang susah mah ngitungin
uang orang lain, bukan uang sendiri”
Ibu Sari : “Iya
bu, inikan uang pak Kades dan warga”
Ibu Ratih : “Kalian
harus berhati-hati dalam menghitung, jangan sampai salah! Dan jangan ada yang hilang meskipun seribu!”
Pak Agung : (Menggelengkan kepala) “astaghfirullahaladzim, kita juga
tidak tega itu haram hukumnya mengambil uang orang lain apalagi memakainya
tanpa izin”
Ibu Ratih : “Siapa
tau kalian khilaf”
Pak Kades : (tiba tiba datang) “bunda kok disini? Katanya
nungguin ayah di parkiran”
Ibu Imah : “Ibu
Ratih sedang mengontrol keuangan warga pak”
Pak Kades : “Oh
bagus itu bun, jarang-jarang bunda mengontrol keuangan warga”
Pak Agung : Iya pak.Oh iya pak, 2,5% uang ini jadi disumbangkan kepada
anak yatim?
Ibu Ratih : (Melotot karena kaget) “apaaaaa?! 2,5% aduh ayah kalo
nyumbang kira kira dong!”
Pak Kades : “Bun,
2,5% itu sama dengan bulan lalu, bulan lalu bunda kan beli tas sama sepatu itu
pakai uang yang 2,5% itu, lalu ayah ganti, nah sekarang kita harus meyumbangkan uang itu”
Ibu Ratih : “Yaudah
terserah ayah deh mau 2,5% kek atau berapa pokoknya kalo kampung kita ada
masalah keuangan jangan pakai uang kita!”
Pak Kades : (Mengangguk)
Ibu Sari : “Bersedekah itu tanda syukur kita
atas nikmat dari Allah.Jika suatu saat kampung kita ada masalah inshaallah Allah akan memudahkannya”
Ibu Imah : “Iya
bu ratih tenang saja.Rezeki manusia sudahada yang ngatur sebagaimana amal ibadah yang
tidak bisa diambil orang lain”
Pak Agung : “Jadi,
2,5% kan pak?”
Pak Kades
: “Iya jadipak” (bu
ratih pergi meninggalkannya tanpa salam)
Adegan 10
1
tahun kemudian... H-15 menuju tanah suci. Ibu Ratih belum mendapat kejelasan
dari travel BKA, ia masih sibuk memilih baju yang akan dikenakan.
Ibu Ratih
:“ayah,
bunda mau tanya dong”(teriak)
Pak Kades : “iya mau tanya apa bun?”(datang sambil mengaduk teh)
Ibu Ratih : “Yah,
gamis mana yang cocok buat bunda,warna putih atau tosca?” (sambil menunjukan Bajunya)
Pak Kades : “Bunda,
warnagamis itu gak penting, bunda tuh cocok
pakai gamis dengan warna apa aja”
Ibu Ratih : “Ih
ayah ditanya malah begitu!
Bunda tuh harus cantik dan mempesona saat mau berangkat ke sana!”
Pak Kades : “Terus
gamis yang kemarin ayah beliin gak jadi dipakai?”
Ibu Ratih : “gak, jelek modelnya!” (Kembali ke dalam rumah)
Pak
Kades hanya menggelengkan kepala.Ibu Ratih sibuk dengan handphonenya untuk mencari pakaian. Di
lain tempat, di kantor
polisi telahmendapatkaninformasi
penipuan dari salah satu warga.
Polisi 1 : “Selamat
siang pak,saya mendapatkan informasi dari warga bahwa ada penipuan yang dilakukan oleh
agen travel yang
menipu mereka,
selama
1,5 tahun mereka belumjuga
berangkat umrah padahaluangnya
sudah lunas “
Polisi 2 : “Travel
apa namanya dan dimana lokasinya?”
Polisi 1 : “NamanyaTravel BKA (Barokah Karena Allah)
lokasi kantornya di Jakarta
dan mereka mendaftar kepada Bu
Lala”
Polisi 2 : “Lalu
dimana keberadaan Bu Lala sekarang?”
Polisi 1 : “Menurut
para warga ia tinggal di kampung hulu”
Polisi 2 : “Apa
sudah diselidiki oleh intel kita?”
Polisi 1 :”
Sudah pak,kemarin tepat setelah diberi informasi oleh warga”
Polisi 2 : “Apakah
bu lala ada dirumahnya?”
Polisi 1 : “Tidak
pak menurut tetangganya sudah 5 haridia belum pulang”
Polisi 2 : “Bagaimana
dengan kantornya?”
Polisi 1 : “Kantor
merekasudah
tidak menerima tamu dan kata satpamnya
sudah 5 hari tidak ada kegiatan.Hanya ada OB dan beberapa pegawai”
Polisi 2 : “Baiklah
sekarang mari kita ke rumah BuLala
setelah itu kita
selidiki kantornya”
Polisi 1:
: “Siap pak!”
Adegan 11
(Pos ronda)
Pak Agung : “Bapak
bapak sudah baca berita belum?”
Bapak 1 : “Belum
emangnya ada apa pak?”
Pak Agung : “Kabarnya
ada penipuan yang mengatas namakan Travel HajiUmrah dan kini sudah marak
terjadi”
Bapak 2 : “Astaghfirullah
makin banyak orang jahat yang mencari
uang dengan cara haram”
Bapak 1 : “Apalagi
sudah memakan uang hasil penipuan,haram
sudah hasilnya”
Pak Agung : “Saya
takut Bu
Ratih
dan Pak
Kades
kena tipu dengan travel Bu
Lala
yang katanya murah”
Bapak 2 : “Semoga
saja tidak terjadi”
Disaat
bapak bapak sedang duduk di pos ronda kedua polisi mendatangi rumah Bu Lala.
Polisi 2 : “Permisi
Bu, benar ini rumah Bu Lala?”
Ibu Imah : (Berhenti menyapu) “ iya Pak benar ada apa ya Pak?”
Polisi 2 : “Saya
mau tanya apakah Bu
Lala
sudah kembali kerumah?”
Ibu Imah : “Belum
pakdari kemarin”
(Ibu
Ratih dan Ibu sari datang)
Ibu ratih : “Loh
kok ada polisi disini?”
Polisi 2 : “Selamat
siang bu, kami dari kepolisiansedang
menyelidiki kasus penipuan”
Ibu Ratih : “Apa? Penipuan? Warga sayaada
yang menipu?”
Polisi 1 : “Dari
data dan informasi yang kami dapat, Ibu Lala telah menipu beberapa warga
dengan modus travel haji umrah”
Ibu Ratih : “Ibu
Lala?
Mana mungkin, dia orang yang baik dan jujur, dia tidak pernah berbohong kepada saya, karena saya Bu RT disini”
(Pak
RT dan Pak Agung)
Pak Kades : “Kenapaadapolisi disini Bun?”
Bu Ratih : “(Terharu)
Ibu Lala katanya melakukanpenipuanyah”
Pak Kades : “Maaf
pak polisi saya kepala desa disini, bisa jelaskan kepada saya apa yang terjadi
disini”
Polisi 1 : “Kemarin
ada lebih dari 5 warga yang belum
berangkat umrah. Padahal uang mereka sudah lunas tetapi sampai sekarang mereka
belum diberangkatkan. Mereka merasa tertipu akan hal itu”
Pak Kades : “Mungkin
Ibu Lala sedang sibuk memberangkatkan jamaah umrah lainnya”
Polisi 2 :“Jika
mereka sedang sibuk memberangkatkan jamaah, mereka pasti masih bisa dihubungi dan
selalu memberikan informasi”
Pak Kades : “Ibu
Imah, tolong urus keuangan pembangunan musholla kita dengan Bu Sari dan PakAgung. Biar saya dan polisi yang
menyelidiki kasus ini”
Ibu imah : “Baiklah
Pak Kades, biar saya urus halitu”
Polisi 1 : “Tolong
hubungi saya jika Bu
Lalatelah kembali. Pak kades, mari bapak
ikut dengan kami
ke kantor BKA”
Pak kades dan Ibu Ratih pun
ikut ke kantor BKA dengan pak polisi. Sedangkan Ibu Imah, Ibu Sari dan
Pak Agung membenahi keuangan pembangunan musholla.
Adegan 12
(Kantor BKA)
Ibu lala : “Pak,
kita harus memberangkatkan mereka yang sudah lunas. Bagaimana kalau kita jual
aset ?”
Bos BKA : “Tidakboleh! Kamumautidakmendapatkangajilagisepertiwaktuitu? Asetakan dijual jika kita benar-benar
tidak ada modal lagi”
Ibu lala : “Tapi
kita kan … pak ada suara polisi”
Bos BKA :
“Hah polisi?”
Polisi 2 :
“Kalian
di tangkap dengan kasus penipuan”
Bos BKA :
“Menipu? Kamitidakmenipu! Kamiakansegeramemberangkatkanmereka!”
Ibu lala :
(Suara agak pelan) “uang
dari mana pak?”
Polisi 1 :
“Kalianakan kami bawa ke kantor polisi,
nanti bisa menjelaskan
disana”
(sudah
memborgol
Ibu
Lala
dan bos BKA)
ibu lala :
“Ibu
Ratih?
Pak RT?”
Ibu ratih :
“Kamu
telah membohongi kami, kamu akan saya usir” (dengan nada marah)
Pak kades :
“Jujur
saja pada kami”
Ibu lala :
(Menangis) “iya
pak”
Polisi 1 :
“Ayo
jalan!”
Ibu lala dan bos BKA pun dibawa ke
kantor polisi untuk dimintai
keterangan. Sedangkan bu Ratih dan Pak Kades menunggu hasil keterangan dari
polisi.
Adegan 13
Hasildari kepolisian telah membuktikan,
bahwa benar travel BKA telah menipu lebih dari 250.000 orang untuk pergi ke
tanah suci. Dari kantor-kantornya di jakarta, bandung dan bogor. Kota jakarta dan bogor yang paling banyak.
Banyak warga yang meminta uangnya kembali, tapi ada juga yang ikhlas seperti
Pak Kades.
Pak Agung :
“Nasib
Pak Kades cukup buruk(di pos ronda)”
Bapak 1 :
“Untung
saja Pak Kades ikhlas”
Bapak 2 :
“Saya
kasihan lihat Bu
Ratih, jadi lebih suka murung”
Pak Agung :
“Iya,
mungkin ia belum ikhlas kehilangan uang itu”
(Ibu
Sari & Ibu Imah datang)
Ibu Sari :
“Kok
bapak-bapak masih ada disini?”
Bapak 1 :
“Lah
emangnya ada apa bu?”
Ibu Imah :
“Pak
Kades kan memanggil semua warga untuk ke rumahnya”
Pak Agung :
“Tidak
salah dengar saya?”
Ibu Sari : “Iya Pak Agung tidak salah dengar.
Kalau begitu kami duluan ya, Asalamualaikum (Pergi)”
Bapak 2 : “Waalaikumsalam.
Wah ada apa ini Pak Kades?”
Bapak 1 : “Sebaiknya
kita kesana saja”
Bapak-bapak
pun ikut ke rumah Pak Kades. Dan sampai di rumah Pak Kades, ternyata Pak Kades
membagi-bagikan makanan.
Ibu Ratih :
“Ini
untuk Ibu Sari, maafkan saya ya bu. Saya terlalu sombong”
Ibu Sari :
“Saya
selalu memaafkan Bu Ratih (Pergi)”
Ibu Ratih :
“Ini
untuk Ibu Imah, maafkan saya ya bu. Saya terlalu sombong”
Ibu Imah :
“Tak
apa bu. Saya sudah maafkan (Pergi)”
Ibu Ratih :
“Ini
untuk Pak Agung yang selalu membantu suami saya”
Pak Agung :
“Sudah
menjadi
kewajiban bu (pergi)”
Ibu Ratih :
“Ini
untuk Pak Aji yang selalu menjaga keamanan kampung”
Pak Aji :
“Iya
bu, sudahmenjadikewajiban
saya sebagai hansip”
Bu
Ratih pun terus membagi-bagikan makanan kepada warga. Mungkin ia memang belum
ikhlas. Tapi, Pak Kades sedang melatihnya. Pada hakikatnya jika manusia terlalu
bergantung pada dunia maka di akhirat tak akan sampai.
Bu Ratih : “ayah.. bunda minta maaf ya” (suara lirih)
Pak Kades :” lah kok minta maaf??” (Kebingungan)
Bu Ratih : “maaf atas sikap bunda selama ini
yah..”
Pak Kades
: “iya gak
apa kok. Ayah terima bunda apa adanya”
Comments
Post a Comment