Kuis
Debat Tim 5 VS Tim 6 “Pelajar Membawa Motor ke Sekolah Tanpa Mempunyai SIM”
SMAN 41 Thn 2017
Tim
5 Pro
1.
Anjar Raehananda Salsabila (Orang pertama)
2.
Khusnul Khotimah (Orang kedua)
3.
Nabila Sam Sam (Orang ketiga)
Tim
6 Kontra
1.
Sashi Agung F. (Orang pertama)
2.
Khoirun Nisa (Orang kedua)
3.
Muji Rana Kirana (Orang ketiga)
Kelas : X IPS 2
Tugas : Remedial Kuis Debat
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Semester : Genap
Guru : M.Jarkasih, S.Pd., M.Par.
Naskah :
Anjar
(Pro) : Saya setuju dengan pelajar yang membawa motor ke sekolah. Dengan
mengendarai motor ke sekolah bagi para pelajar tentu akan memiliki beberapa
dampak positif, diantaranya :
1.
Dengan membawa motor ke sekolah pelajar dapat menghemat waktu di perjalanan
karena tidak harus menunggu kendaraan umum atau angkutan umum yang tidak jelas
keberangkatan atau kedatangannya yang akan membuat waktu pelajar terbuang sia –
sia, sehingga membuat pelajar akan terlambat sampai di sekolah.
2.
Dengan membawa motor ke sekolah juga dapat menghemat uang saku pelajar, karena
uangnya tidak perlu terpakai untuk membayar angkutan umum.
3.
Dengan mengendarai motor ke sekolah, pelajar tidak akan merepotkan orang tua
yang harus mengantar jemput anaknya ke sekolah. Karena tidak semua orang tua
berada di rumah saat anaknya ingin beragkat sekolah. Banyak orang tua yang
lebih mementingkan pekerjaannya supaya tidak terlambat, sehingga anak itu tidak
diurusinya.
4.
Dan juga, dengan membawa motor sendiri ke sekolah, pelajar akan merasa lebih
nyaman dan aman, dibandingkan menaiki angkutan umum, dikarenakan banyak
penumpang lain yang akan mengganggu kenyamanan pelajar, seperti, penumpang yang
merokok, penumpang yang bau badan atau keringat yang mengakibatkan rasa nyaman
pelajar akan berkurang, sehingga pelajar berpikiran untuk tidak ingin menaiki
angkutan umum lagi.
Sashi
(Kontra) : Saya tidak setuju dengan pelajar yang membawa motor tanpa adanya
SIM, karena secara aturan bagi pengemudi kendaraan motor yang masih di bawah
umur/tidak memiliki SIM dilarang mengendarai motor dan bagi pengemudi kendaraan
bermotor yang tidak memiliki SIM, akan mendapatkan ancaman pidana kurungan
paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000.Dan meski dilarang
untuk mengendarai motor, tetapi masih banyak para pelajar yang berani untuk
membawa motor kesekolah. Dan juga banyak dampak negatifnya, yaitu:
1.
Pelajar yang mengendarai motor ke sekolah bisa saja mengalami hal yang tidak
diinginkan, seperti kecelakaan
2.
Dan ketika melakukan penjagaan ketat di beberapa jalur perjalanan. Pihak
kapolsek akan menahan yang tidak mematuhi aturan lalu lintas termasuk para
pelajar yang masih dibawah umur.
3.
pelajar yang terlalu sering mengendarai motor, akan merasa bosan, sehingga
berinisiatif mencari hal-hal yang baru, seperti mendirikan segerombolan geng
motor.
4.
Mengendarai motor itu tentunya hal yang sangat menyenangkan bagi para pemula,
karena mengendarai motor adalah sesuatu hal yang menyenangkan, hal itu bisa
saja menurunkan konsentrasi belajar siswa karena memikirkan kesenangan
berkendara.
Menurut
aparat kepolisian, pelanggaran lalu linta yang melibatkan siswa dibawah umur
telah mencapai puluhan ribuan kasus. Salahsatunya belum memiliki SIM atau Surat
Izin Mengemudi.
Sangat
disayangkan kasus siswa membawa motor baru menjadi perhatian setelah banyaknya
dampak negatif ditimbulkannya. Semua pihak harus bersatu padu&bekerja sama
dalam menindak siswa yang membawa kendaraan bermotor mengingat masih banyak
siswa yang melanggar&dampak negatif yang ditimbulkan.
Khusnul
(Pro) : Kita sudah melihat bahwa banyak pelajar yang membawa kendaraan tanpa
SIM. Disini saya akan mengatakan bahwa itu juga memiliki dampak positif, yaitu:
1.
Dengan membawa motor siswa bisa menghemat waktu karena tidak harus menunggu
angkutan umum. Belum lagi angkutan umum itu harus ngetam. Jadi intinya waktu
tidak efektif dan efisien.
2.
Siswa bisa menghemat uang saku karena tidak dikenakan biaya sedikitpun untuk
membayar angkutan umum.
3.
Siswa tidak merepotkan orang tua yang harus mengantar maupun menjemputnya ke
sekolah.
4.
Yang paling terpenting adalah siswa merasa aman dan nyaman. Siswa tidak harus
berjubel di angkutan umum apalagi jika tidak kebagian tempat duduk.
Jika
anda ingin mengatakan, Sudah banyak bukti saat ini bahwa dominan kecelakaan
disebabkan karena siswa yang tidak memakai helm ataupun tidak ada SIM. Menurut
saya, itu hanyalah siswanya saja yang tidak menaati lalu lintas. Jadi intinya
kembali lagi kepada kualitas pribadinya masing-masing.
Khoirun
(Kontra) : Saya tidak setuju dengan pelajar yang membawa motor tanpa SIM,
misalnya ada pelajar yang membawa motor ke sekolah. Sebaiknya orang tua harus
mengantar dan menjemput anaknya sekolah, jika memang ayah atau ibunya tidak
bisa mengantar atau menjemput, pelajar tersebut dapat naik kendaraan umum, bisa
juga naik bus sekolah, atau juga naik ojek langganan, atau minta antar keluarga
yang sudah mempunyai SIM, misalnya kakak, om atau tante.
Bukan
hanya itu saja, karena dalam secara hukum juga sudah di tegakkan bahwa setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki SIM sesuai
dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan, jika melanggar akan di jerat
pidana berdasarkan Pasal 28I UU LLAJ yang berbunyi:
"Setiap
orang yang tidak memiliki sim sebagaimana dimaksud pada pasal 77 ayat 1
dipidana kurungan selama 4 bulan atau denda Rp 1.000.000,00 "
Ada
pun hal negatif bagi pelajar yang mengendarai motor tanpa SIM, yaitu:
1.
Bolos sekolah: Biasanya pelajar yang membawa motor ke sekolah akan bolos,
terutama pelajar laki-laki
2.
Kebut-kebutan: Banyak pelajar yang kebut-kebutan di jalan dan merugikan
pengendara lain
3.
Kecelakaam lalu lintas: Biasanya kecelakaan diakibatkan pelanggaran.
Nabila(Pro)
: Saya setuju apabila seorang siswa
membawa motor ke sekolah tanpa membawa sim, karena hal itu wajar. Karena anak
sekolah itu dominan masih dibawah umur dan jika mereka ingin berangkat sekolah
membawa motor itu ke sekolah, siswa dapat menghindari sisi negatif dari
angkutan umum yaitu apabila siswa menaiki angkutan umum tersebut ke sekolah itu
pasti angkot itu terkadang tidak layak untuk ditumpangi dan seperti bau angkot
atau bau keringat. Dan terkadang siswa juga tidak mendapatkan tempat duduk yang
layak jadi siswa menaiki angkot itu, angkot itu cara belajar siswa disekolah
akan terganggu. Seperti siswa tidak akan konsen belajar. Jadi menurut saya
kalau misalnya siswa siswa membawa motor ke sekolah itu wajar wajar saja karena
itu dapat menghemat waktu.
Muji
(Kontra) : Saya tidak setuju dengan pelajar yang membawa motor tanpa adanya
SIM, karena secara aturan bagi pengemudi kendaraan motor yang masih di bawah
umur/tidak memiliki SIM dilarang mengendarai motor dan bagi pengemudi kendaraan
bermotor yang tidak memiliki SIM, akan mendapatkan ancaman pidana kurungan
paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000 Dan meski dilarang
untuk mengendarai motor, tetapi masih banyak para pelajar yang berani untuk
membawa motor kesekolah. Sebaiknya orang tua harus mengantar dan menjemput
anaknya sekolah, jika memang ayah atau ibu tidak bisa mengantar atau menjemput,
pelajar dapat naik kendaraan umum sepertu bus sekolah, atau juga naik ojek
langganan, atau minta antar keluarganya. Dengan pelajar yang membawa motor
tanpa ada SIM banyak menimbulkan dampak negatif, misalnya:
1.
Bolos sekolah, rata-rata pelajar sering bolos sekolah karena mereka membawa
kendaraan sendiri.
2.
Kecelakaan lalu lintas dan kebut-kebutan dijalan raya karena usia mereka yang
masih labil dan sulit mengontrol emosinya.
3.
Mengundang kriminalitas, anak-anak yang membawa kendaraan ini sering menjadi
korban perampokan/pembegalan
.4.Ketika
pihak kapolsek melakukan razia yang tidak mematuhi lalu lintas termasuk para
pelajar yang masih dibawah umur.
5.
Pelajar yang terlalu sering mengendarai motor akan merasa bosan, sehingga
berinisiatif mencari hal hal yang baru, seperti mendirikan segerombolan geng
motor.
6.
Prestasi siswa menurun, mereka tidak akan fokus lagi kepada sekolahnya, didalam
pemikirannya selalu terbayang mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan motor
sepeti balapan dan sebab itu prestasi siswa dapat menurun.
7.
Tidak tenang dalam berkendara, mereka tidak akan tenang dalam berkendara, sebab
mereka melanggar peraturan lalu lintas, seperti kebut-kebutan di jalan, tidak
menggunakan helm.
Kesimpulan
Tim Pro : Kesimpulan yang saya dapat dari tim pro adalah tidak selamanya
membawa motor ke sekolah itu memiliki sisi negatif, karena membawa motor ke
sekolah itu juga banyak memiliki sisi positif bagi siswa terutama yaitu dapat
menghemat uang saku yang dimiliki siswa, lalu siswa tidak akan terlambat
kesekolah hanya karena kendala waktu. Selain itu, membawa motor ke sekolah juga
dapat menghemat biaya siswa tanpa harus menyisihkan uang saku untuk membayar
angkot dan siswa akan dapat mrnggunakan uang tersebut keperluan sekolah dan
juga membawa motor ke sekolah itu juga membuat siswa lebih cepat tanpa harus
terganggu apabila menaiki bus yang harus menunggu penumpang lainnya yang
memakan waktu banyak sehingga siswa dapat terlambat. Tapi kalau kita memakai
motor ke sekolah itu waktunya relatif singkat dan siswa tidak akan terlambat.
Kesimpulan
Tim Kontra : Tim saya menyimpulkan bahwa kami tidak setuju dengan pelajar yang
membawa motor tanpa adanya SIM. Meski Tim Pro mengatakan bahwa banyak hal
positif tentang pelajar membawa motor tetapi dalam Pasal 28I UU LLAJ yang
berbunyi:
"Setiap
orang yang tidak memiliki sim sebagaimana dimaksud pada pasal 77 ayat 1
dipidana kurungan selama 4 bulan atau denda Rp 1.000.000 ".
Dan
dengan pelajar yang membawa motor tanpa ada SIM banyak menimbulkan dampak
negatif, misalnya:
1. Bolos sekolah.
2.
Kecelakaan lalu lintas dan kebut-kebutan dijalan raya.
3.
Mengundang kriminalitas.
4.
Pihak kapolsek melakukan razia.
5.
Mendirikan segerombolan geng motor.
6.
Prestasi siswa menurun.
7.
Tidak tenang dalam berkendara, sebab mereka melanggar peraturan lalu lintas,
seperti tidak menggunakan helm, tidak melengkapi kendaraan dengan kaca spion,
memodifikasi sedemikian rupa dengan mengganti ban yang lebih kecil.
Dan
motor juga memang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari hari, motor
akan membuat aktivitas sehari hari menjadi berjalan dengan lancar, terutama
aktivitas para pelajar dan para pekerja. Tetapi aktivitas tentu akan terhambat
jika tidak berhati hati dalam mengendarai. Maka dari itu, dibutuhkan peran
orang tua yang bisa menasehati dan mengajarkan anaknya yang masih tidak bisa
membedakan mana yang baik dan yang buruk untuk bisa lebih berhati hati dalam
berkendara. Hal apa saja bisa terjadi diluar dugaan sesuai kehendaknya, maka
diperlukan kehati hatian dalam berkendara.”
Bagussss
ReplyDeleteMantap anj
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemakasih bantuan nya bang
ReplyDeleteOke ngentod
ReplyDelete